Berencana membeli properti tapi ragu karena khawatir laju inflasi semakin tinggi?
Saat harga barang dan jasa sedang naik, kita pasti lebih cermat mengelola keuangan.
Bahkan, banyak orang hanya akan membeli kebutuhan esensial saja untuk menghemat pengeluaran.
Pun begitu dengan membeli properti. Tak sedikit yang beranggapan, menahan uang untuk tak membeli properti dulu adalah langkah strategis.
Benarkah demikian?
Dalam artikel ini, kami telah memaparkan dampak inflasi terhadap properti.
Mengetahui seperti apa pengaruh inflasi terhadap sektor properti bisa membuat Anda bisa mengambil keputusan tepat dalam membeli rumah, apartemen, dan properti lainnya.
Jadi, mari simak selengkapnya di bawah ini!
Apa itu Inflasi?
Laman resmi Bank Indonesia (bi.go.id) menjelaskan, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam periode waktu tertentu.
Jadi, kenaikan harga satu atau dua barang saja tak bisa disebut sebagai inflasi.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi. Beberapa di antaranya adalah:
1. Permintaan Pasar Tak Terkendali
Inflasi dapat terjadi ketika permintaan terhadap suatu jenis barang dan jasa tidak dibarengi dengan pasokan barangnya.
Akibatnya, akan terjadi kelangkaan barang di pasaran.
Kondisi seperti ini bisa menyebabkan inflasi.
2. Adanya Dorongan Kenaikan Terhadap Biaya Produksi
Faktor kedua, inflasi bisa disebabkan oleh kenaikan biaya produksi.
Namun, kenaikan biaya produksi ini harus terjadi secara terus menerus.
3. Ketegangan Geopolitik
Faktor lainnya, inflasi bisa terjadi karena ketegangan geopolitik.
Misalnya, krisis geopolitik yang terjadi pada 2022 adalah perang Rusia-Ukraina.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai inflasi.
Lantas, seperti apa dampak inflasi terhadap properti?
Mengetahui Dampak Inflasi Terhadap Harga Properti
Harga properti memang cenderung naik setiap tahunnya.
Menurut laman raywhite.co.id, itu terjadi karena ketersediaan lahan yang terus berkurang.
Seperti diketahui, lahan adalah sesuatu yang tak bisa diproduksi.
Alhasil, stok properti komersial dan residensial juga ikut terbatas.
Sementara itu, permintaan akan properti cenderung meningkat setiap tahunnya.
Nah, selain kenaikan harga karena faktor tersebut, inflasi juga bisa membuat harga properti melambung.
Hal tersebut diamini oleh Wakil Sekjen DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Herry Sulistyono.
Kepada Market Review IDXChannel, ia mengatakan jika inflasi meningkat memang bisa berdampak pada kenaikan harga kebutuhan bahan bangunan.
Akibat kenaikan harga material bangunan tersebut, harga jual properti juga bisa terimbas.
Apakah Tepat Membeli Properti Ketika Inflasi Berpotensi Semakin Naik?
Membeli properti bisa menjadi hal yang tepat jika tujuannya adalah untuk hedging inflasi.
Menurut laman finansialku.com, inflation hedge merupakan investasi yang bisa menyediakan perlindungan nilai atas menurunnya daya beli mata uang karena kenaikan harga barang.
Seperti diketahui, properti adalah aset yang nilainya cenderung tak akan susut.
Hal tersebut berbeda dari uang yang nilainya terus susut setiap tahunnya karena digerus inflasi.
CEO Leads Properti Indonesia, Hendra Hartono di laman propertiindonesia.id menyarankan konsumen untuk membeli properti yang sudah jadi jika ingin melindungi nilai asetnya.
Jadi, jangan membeli properti yang belum dimulai pembangunannya.
Sementara itu, untuk orang yang baru pertama kali membeli properti untuk ditinggali justru harus lebih cermat.
Metta Anggraini yang merupakan Financial Planner mengatakan, konsumen yang baru membeli properti harus berhitung apakah kemampuan membayar cicilannya cukup atau tidak.
Pasalnya, saat inflasi terjadi bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan.
Nah, jika Anda ingin membeli properti untuk hedging inflasi, kami memiliki rekomendasinya.
Properti yang dimaksud adalah perumahan bernama Springhill Yume Lagoon, karya dari Springhill Group.
Nilai dari properti ini akan tetap stabil karena menawarkan sejumlah keunggulan.
Mengenal Berbagai Keunggulan Springhill Yume Lagoon
Perumahan di Tangerang ini mengusung desain rumah Jepang.
Desain bangunannya otentik khas Negeri Sakura lantaran dikembangkan oleh Springhill Group yang berkolaborasi dengan perusahaan Jepang, Hankyu Hanshin Properties Corp.
Di bagian fasad dan interiornya, rumah di kompleks ini kental akan unsur alam.
Hal tersebut terlihat dari adanya elemen kayu dan tanaman hijau.
Selain itu, cat yang digunakan juga khas rumah Jepang, yaitu krem dan cokelat.
Berkat desain rumah Jepang ini, hunian di Springhill terkesan lebih “hangat”.
Nah, selain desainnya yang otentik, perumahan Springhill Yume Lagoon juga dekat ke berbagai fasilitas.
Lokasi perumahan ini ada di Suradita, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dari lokasi tersebut, waktu tempuh ke Supermall Karawaci hanya sekitar 30 menit saja, karena jaraknya adalah 23,2 kilometer.
Selain Supermall Karawaci, fasilitas terdekat lainnya adalah Stasiun Cisauk (10 menit), AEON Mall (15 menit), dan GT Serbaraja (30 menit).
Jika berminat, rumah di sini dipasarkan mulai dari Rp 600 juta-an saja.
Ada rumah dengan 2-4 kamar tidur. Cocok ditempati oleh keluarga.
Silakan buka halaman beranda situs ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Springhill Yume Lagoon.
Kesimpulan Mengenai Dampak Inflasi Terhadap Properti
Jadi, demikianlah pemaparan mengenai dampak inflasi terhadap properti.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, harga properti bisa saja ikut melambung karena harga bahan bangunan meningkat akibat inflasi.
Kendati demikian, membeli properti saat inflasi diprediksi akan semakin tinggi juga bisa menjadi hal yang tepat.
Pasalnya, properti bisa menjadi aset yang kebal terhadap inflasi. Nilainya tidak akan susut seperti uang.
Semoga Anda bisa mengambil langkah tepat dalam membeli properti, ya!
Referensi:
- Laman resmi Bank Indonesia: https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx
- Raywhite: https://www.raywhite.co.id/news/properti-jadi-investasi-aman-dari-inflasi
- IDX Channel: https://www.idxchannel.com/economics/inflasi-naik-pelaku-sektor-properti-masih-optimis
- Properti Indonesia: https://propertiindonesia.id/post/melirik-peluang-investasi-properti-dibalik-inflasi